Jumat, 27 April 2012
Selasa, 24 April 2012
Sepercik kata untuk Sang Motivator
Boleh saya menumpang nangis?
Boleh dong, iya kan? Kan ini Blog saya (Apa sih...)
Sesuai dengan tema bulan ini, "Siapa sih wanita paling inspiratif dalam hidupmu dan kenapa?"
Sesuai juga dengan jawaban dari kebanyakan orang so pasti Ibu it's number one. Tapi bukan itu yang saya ingin ceritakan disini. (oke next >>>)
Cukup panjang mendeskripsikan seorang sosok wanita yang patut saya tauladani ilmunya, karakternya, ketangguhannya, kecerdasannya, dan sifat keibuannya. Dan ini semua baru saya temui ketika saya masuk ke dunia kerja, dunia yang belum sempat saya pikirkan untuk ABG (Anak Baru Gaul) seumuran saya yang pada saat itu saya masih duduk di bangku kuliah [semester 2].
Emang dasar jodoh dan takdir udah di tangan yang di atas. Sekaligus do'a dan usaha saya pada waktu libur akhir semester untuk berniat magang waktu itu agar bisa diterima di suatu kantor bidang IT, program, jaringan atau apalah itu yang penting berhubungan dengan komputer intinya.
Nahhh...
Hasil googling saya ada delapan tempat yang saya temukan di Om Google mengenai Loker, pokoknya itu menurut saya PAS untuk dijangkau daerahnya, PAS posisi jabatannya untuk seusia saya, dan PAS juga gajinya -____-"
Emang serba PAS pengetahuan yang baru saya dapatkan di bangku kuliah. Ya ilmunya sedapatnya aja.
Tapiiiii......Ke-delapan tempat itu tidak direstui oleh orang tua saya. Pokoknya A sampai Z lah komentarnya. (banyak bin laden)
Dengan waktu singkat, jawaban atas doaku dikabulkan. (Terima Kasih ya Allah, I love you so much... Muuuaccchh... #SunPipiKanan,SunPipiKiri)
Berawal dari sebuah telepon...
Akibat telepon itulah alasan mengapa saya dipanggil untuk datang ke sebuah gedung yang sering saya lewati tapi tidak pernah masuk ke dalamnya.
Bermula dari rasa canggung, takut, malu dan bingung. Saya sudah pasrah saja dengan apa yang saya punya sekarang ini. Mana ada seorang pelamar pergi untuk melamar kerja tanpa membawa CV atau kalau mau niat bermagang pun juga harus ada surat rekomendasi kan?
Namun...Di hari itu, hanya ada satu bolpoin dan selembar kertas yang ada di dalam tas saya. Tapi tas saya terasa penuh. Itu karena saya juga memasukkan sebuah Jas ala jaman dulu milik orang tua saya. Benar-benar tidak bisa bernapas saat interview sedang berlangsung.
Ketika masuk ruangan, hanya panas dan dingin dan panas lagi yang saya rasakan. Apalagi terlontar pertanyaan mengenai tingkat dan lulusan universitas. Ingin rasanya mengubur diri, kalau tahu pegawai disana benar-benar dari latar belakang pendidikannya dari kampus yang sangat ternama. Belum berpengalaman, belum lulus, dan belum mengerti apa-apa. Bisa dilihat sendiri kan, dari cara melamar saja sampai tidak tahu prosedur dan persiapannya.
Nah, dari situlah saya bertemu dengan seorang wanita yang wajahnya mirip dengan Bude saya. Dan wanita itulah yang kaget mendengar saya masih duduk di semester dua. Dan wanita itulah yang menyuruh saya mengetik CV pada saat itu juga, dan di kantor itu juga. Heran seheran-herannya (saya bingung dengan orang ini). Hanya bisa pasrah, dan yakin seyakin yakinnya kalau saya tidak akan diterima.
Berkelanjutan...
Seiring waktu berlalu, seiring takdir berjalan untuk hidup saya dan karir saya, sungguh saya menikmatinya.
Ya, benar. Berkat wanita ini-lah saya diterima di kantor itu hingga sampai saat ini.
Ada banyak hal yang saya lalui bersama-nya. Hingga akhirnya kami mengenal satu sama lain. Canda, tawa, tangis, duka, keluh, kesal, dia selalu hadir untuk menghibur saya. Terlebih lagi hal-hal yang paling sering dia lakukan, itu tidak akan saya lupakan. Termasuk rekan-rekan kerja yang lainnya mungkin sama ingatnya dengan tingkah lakunya yang kadang membuat kami semua tertawa lepas.
Ingatlah, ketika moment dimana sewaktu kami semua bersama pulang larut malam demi sebuah event penting.
Ingatlah, ketika moment dimana sewaktu kami semua mengangkut barang-barang baru demi sebuah renovasi ruangan.
Ingatlah, ketika kami semua tertawa terbahak-bahak ketika kami membicarakan satu orang yang namanya tidak boleh disebut.
Ingatlah, tawa kami semua ketika kami sedang berkaraoke, bercanda tawa, melakukan hal-hal aneh di setiap usai istirahat makan siang.
Dan kini....
Ketika dia memutuskan untuk pergi dan lebih memilih dunia barunya demi masa depannya, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa mendoakannya. Mungkin rekan-rekan yang lain juga sama hal-nya.
Apa ya rasanya kantor tanpa anda? Tidak ada lagi kicauan-kicauan aneh yang biasa anda keluarkan. Tidak akan ada lagi lagu tembang manis dari anda, entah lagu "harmoni" atau lagu "mungkinkah". Atau kadang tarian ballet anda yang terkadang mampu membuat kami semua terpana. Tak akan terdengar lagi cerita tentang sang pujaan anda "Leonardo De Caprio", atau berfose yang ingin sekali seperti "Steve Jobs", atau seringkali melihat rambut keritingnya mengembang ketika sedang pusing. Tak akan ada lagi yang berkomentar tentang pakaian yang akan saya beli ketika kami di toko baju, seperti : "Lo jangan pernah menutup diri,Tan" (kata-kata itu sampai sekarang yang selalu ku ingat) :p
Say "Thank You"
Selama 10 bulan lamanya tanpa terasa.
Saya pikir, saya bisa lebih lama bersama anda. Terima kasih atas bimbingan dan nasehat-nasehat kecil yang bisa membuat saya seperti sekarang ini. Mungkin tanpa anda sadari, anda telah menjadi motivator saya. Inspirasi saya ketika saya sedang terpuruk, yang mampu mengubah pola pikir saya untuk maju. Terima kasih atas perlakuan anda terhadap saya, saya merasa memiliki seorang kakak perempuan selama ini. Ingin rasanya membalas budi atas semua kebaikan yang anda berikan. Namun apa daya, saya tidak bisa membalasnya. Kelak suatu hari nanti, saya bisa seperti anda, mampu berkarya, mempunyai integritas yang tinggi, multi talenta, namun tidak pernah memiliki sifat tinggi hati.
Puji syukur saya pernah dipertemukan dengan wanita ini.
Bimbingan, pengajaran, serta arahan yang anda berikan, benar-benar sangat berarti untuk saya. Ingatkah bahwa kita masih mempunyai satu "Misi" untuk memecahkan misteri yang belum terselesaikan ^^
to : Mrs. Mezo
Created by : A little girl who like you
Boleh dong, iya kan? Kan ini Blog saya (Apa sih...)
Sesuai dengan tema bulan ini, "Siapa sih wanita paling inspiratif dalam hidupmu dan kenapa?"
Sesuai juga dengan jawaban dari kebanyakan orang so pasti Ibu it's number one. Tapi bukan itu yang saya ingin ceritakan disini. (oke next >>>)
Cukup panjang mendeskripsikan seorang sosok wanita yang patut saya tauladani ilmunya, karakternya, ketangguhannya, kecerdasannya, dan sifat keibuannya. Dan ini semua baru saya temui ketika saya masuk ke dunia kerja, dunia yang belum sempat saya pikirkan untuk ABG (Anak Baru Gaul) seumuran saya yang pada saat itu saya masih duduk di bangku kuliah [semester 2].
Emang dasar jodoh dan takdir udah di tangan yang di atas. Sekaligus do'a dan usaha saya pada waktu libur akhir semester untuk berniat magang waktu itu agar bisa diterima di suatu kantor bidang IT, program, jaringan atau apalah itu yang penting berhubungan dengan komputer intinya.
Nahhh...
Hasil googling saya ada delapan tempat yang saya temukan di Om Google mengenai Loker, pokoknya itu menurut saya PAS untuk dijangkau daerahnya, PAS posisi jabatannya untuk seusia saya, dan PAS juga gajinya -____-"
Emang serba PAS pengetahuan yang baru saya dapatkan di bangku kuliah. Ya ilmunya sedapatnya aja.
Tapiiiii......Ke-delapan tempat itu tidak direstui oleh orang tua saya. Pokoknya A sampai Z lah komentarnya. (banyak bin laden)
Dengan waktu singkat, jawaban atas doaku dikabulkan. (Terima Kasih ya Allah, I love you so much... Muuuaccchh... #SunPipiKanan,SunPipiKiri)
Berawal dari sebuah telepon...
Akibat telepon itulah alasan mengapa saya dipanggil untuk datang ke sebuah gedung yang sering saya lewati tapi tidak pernah masuk ke dalamnya.
Bermula dari rasa canggung, takut, malu dan bingung. Saya sudah pasrah saja dengan apa yang saya punya sekarang ini. Mana ada seorang pelamar pergi untuk melamar kerja tanpa membawa CV atau kalau mau niat bermagang pun juga harus ada surat rekomendasi kan?
Namun...Di hari itu, hanya ada satu bolpoin dan selembar kertas yang ada di dalam tas saya. Tapi tas saya terasa penuh. Itu karena saya juga memasukkan sebuah Jas ala jaman dulu milik orang tua saya. Benar-benar tidak bisa bernapas saat interview sedang berlangsung.
Ketika masuk ruangan, hanya panas dan dingin dan panas lagi yang saya rasakan. Apalagi terlontar pertanyaan mengenai tingkat dan lulusan universitas. Ingin rasanya mengubur diri, kalau tahu pegawai disana benar-benar dari latar belakang pendidikannya dari kampus yang sangat ternama. Belum berpengalaman, belum lulus, dan belum mengerti apa-apa. Bisa dilihat sendiri kan, dari cara melamar saja sampai tidak tahu prosedur dan persiapannya.
Nah, dari situlah saya bertemu dengan seorang wanita yang wajahnya mirip dengan Bude saya. Dan wanita itulah yang kaget mendengar saya masih duduk di semester dua. Dan wanita itulah yang menyuruh saya mengetik CV pada saat itu juga, dan di kantor itu juga. Heran seheran-herannya (saya bingung dengan orang ini). Hanya bisa pasrah, dan yakin seyakin yakinnya kalau saya tidak akan diterima.
Berkelanjutan...
Seiring waktu berlalu, seiring takdir berjalan untuk hidup saya dan karir saya, sungguh saya menikmatinya.
Ya, benar. Berkat wanita ini-lah saya diterima di kantor itu hingga sampai saat ini.
Ada banyak hal yang saya lalui bersama-nya. Hingga akhirnya kami mengenal satu sama lain. Canda, tawa, tangis, duka, keluh, kesal, dia selalu hadir untuk menghibur saya. Terlebih lagi hal-hal yang paling sering dia lakukan, itu tidak akan saya lupakan. Termasuk rekan-rekan kerja yang lainnya mungkin sama ingatnya dengan tingkah lakunya yang kadang membuat kami semua tertawa lepas.
Ingatlah, ketika moment dimana sewaktu kami semua bersama pulang larut malam demi sebuah event penting.
Ingatlah, ketika moment dimana sewaktu kami semua mengangkut barang-barang baru demi sebuah renovasi ruangan.
Ingatlah, ketika kami semua tertawa terbahak-bahak ketika kami membicarakan satu orang yang namanya tidak boleh disebut.
Ingatlah, tawa kami semua ketika kami sedang berkaraoke, bercanda tawa, melakukan hal-hal aneh di setiap usai istirahat makan siang.
Dan kini....
Ketika dia memutuskan untuk pergi dan lebih memilih dunia barunya demi masa depannya, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa mendoakannya. Mungkin rekan-rekan yang lain juga sama hal-nya.
Apa ya rasanya kantor tanpa anda? Tidak ada lagi kicauan-kicauan aneh yang biasa anda keluarkan. Tidak akan ada lagi lagu tembang manis dari anda, entah lagu "harmoni" atau lagu "mungkinkah". Atau kadang tarian ballet anda yang terkadang mampu membuat kami semua terpana. Tak akan terdengar lagi cerita tentang sang pujaan anda "Leonardo De Caprio", atau berfose yang ingin sekali seperti "Steve Jobs", atau seringkali melihat rambut keritingnya mengembang ketika sedang pusing. Tak akan ada lagi yang berkomentar tentang pakaian yang akan saya beli ketika kami di toko baju, seperti : "Lo jangan pernah menutup diri,Tan" (kata-kata itu sampai sekarang yang selalu ku ingat) :p
Say "Thank You"
Selama 10 bulan lamanya tanpa terasa.
Saya pikir, saya bisa lebih lama bersama anda. Terima kasih atas bimbingan dan nasehat-nasehat kecil yang bisa membuat saya seperti sekarang ini. Mungkin tanpa anda sadari, anda telah menjadi motivator saya. Inspirasi saya ketika saya sedang terpuruk, yang mampu mengubah pola pikir saya untuk maju. Terima kasih atas perlakuan anda terhadap saya, saya merasa memiliki seorang kakak perempuan selama ini. Ingin rasanya membalas budi atas semua kebaikan yang anda berikan. Namun apa daya, saya tidak bisa membalasnya. Kelak suatu hari nanti, saya bisa seperti anda, mampu berkarya, mempunyai integritas yang tinggi, multi talenta, namun tidak pernah memiliki sifat tinggi hati.
Puji syukur saya pernah dipertemukan dengan wanita ini.
Bimbingan, pengajaran, serta arahan yang anda berikan, benar-benar sangat berarti untuk saya. Ingatkah bahwa kita masih mempunyai satu "Misi" untuk memecahkan misteri yang belum terselesaikan ^^
to : Mrs. Mezo
Created by : A little girl who like you
Langganan:
Postingan (Atom)
Jumat, 27 April 2012
Selasa, 24 April 2012
Sepercik kata untuk Sang Motivator
Boleh saya menumpang nangis?
Boleh dong, iya kan? Kan ini Blog saya (Apa sih...)
Sesuai dengan tema bulan ini, "Siapa sih wanita paling inspiratif dalam hidupmu dan kenapa?"
Sesuai juga dengan jawaban dari kebanyakan orang so pasti Ibu it's number one. Tapi bukan itu yang saya ingin ceritakan disini. (oke next >>>)
Cukup panjang mendeskripsikan seorang sosok wanita yang patut saya tauladani ilmunya, karakternya, ketangguhannya, kecerdasannya, dan sifat keibuannya. Dan ini semua baru saya temui ketika saya masuk ke dunia kerja, dunia yang belum sempat saya pikirkan untuk ABG (Anak Baru Gaul) seumuran saya yang pada saat itu saya masih duduk di bangku kuliah [semester 2].
Emang dasar jodoh dan takdir udah di tangan yang di atas. Sekaligus do'a dan usaha saya pada waktu libur akhir semester untuk berniat magang waktu itu agar bisa diterima di suatu kantor bidang IT, program, jaringan atau apalah itu yang penting berhubungan dengan komputer intinya.
Nahhh...
Hasil googling saya ada delapan tempat yang saya temukan di Om Google mengenai Loker, pokoknya itu menurut saya PAS untuk dijangkau daerahnya, PAS posisi jabatannya untuk seusia saya, dan PAS juga gajinya -____-"
Emang serba PAS pengetahuan yang baru saya dapatkan di bangku kuliah. Ya ilmunya sedapatnya aja.
Tapiiiii......Ke-delapan tempat itu tidak direstui oleh orang tua saya. Pokoknya A sampai Z lah komentarnya. (banyak bin laden)
Dengan waktu singkat, jawaban atas doaku dikabulkan. (Terima Kasih ya Allah, I love you so much... Muuuaccchh... #SunPipiKanan,SunPipiKiri)
Berawal dari sebuah telepon...
Akibat telepon itulah alasan mengapa saya dipanggil untuk datang ke sebuah gedung yang sering saya lewati tapi tidak pernah masuk ke dalamnya.
Bermula dari rasa canggung, takut, malu dan bingung. Saya sudah pasrah saja dengan apa yang saya punya sekarang ini. Mana ada seorang pelamar pergi untuk melamar kerja tanpa membawa CV atau kalau mau niat bermagang pun juga harus ada surat rekomendasi kan?
Namun...Di hari itu, hanya ada satu bolpoin dan selembar kertas yang ada di dalam tas saya. Tapi tas saya terasa penuh. Itu karena saya juga memasukkan sebuah Jas ala jaman dulu milik orang tua saya. Benar-benar tidak bisa bernapas saat interview sedang berlangsung.
Ketika masuk ruangan, hanya panas dan dingin dan panas lagi yang saya rasakan. Apalagi terlontar pertanyaan mengenai tingkat dan lulusan universitas. Ingin rasanya mengubur diri, kalau tahu pegawai disana benar-benar dari latar belakang pendidikannya dari kampus yang sangat ternama. Belum berpengalaman, belum lulus, dan belum mengerti apa-apa. Bisa dilihat sendiri kan, dari cara melamar saja sampai tidak tahu prosedur dan persiapannya.
Nah, dari situlah saya bertemu dengan seorang wanita yang wajahnya mirip dengan Bude saya. Dan wanita itulah yang kaget mendengar saya masih duduk di semester dua. Dan wanita itulah yang menyuruh saya mengetik CV pada saat itu juga, dan di kantor itu juga. Heran seheran-herannya (saya bingung dengan orang ini). Hanya bisa pasrah, dan yakin seyakin yakinnya kalau saya tidak akan diterima.
Berkelanjutan...
Seiring waktu berlalu, seiring takdir berjalan untuk hidup saya dan karir saya, sungguh saya menikmatinya.
Ya, benar. Berkat wanita ini-lah saya diterima di kantor itu hingga sampai saat ini.
Ada banyak hal yang saya lalui bersama-nya. Hingga akhirnya kami mengenal satu sama lain. Canda, tawa, tangis, duka, keluh, kesal, dia selalu hadir untuk menghibur saya. Terlebih lagi hal-hal yang paling sering dia lakukan, itu tidak akan saya lupakan. Termasuk rekan-rekan kerja yang lainnya mungkin sama ingatnya dengan tingkah lakunya yang kadang membuat kami semua tertawa lepas.
Ingatlah, ketika moment dimana sewaktu kami semua bersama pulang larut malam demi sebuah event penting.
Ingatlah, ketika moment dimana sewaktu kami semua mengangkut barang-barang baru demi sebuah renovasi ruangan.
Ingatlah, ketika kami semua tertawa terbahak-bahak ketika kami membicarakan satu orang yang namanya tidak boleh disebut.
Ingatlah, tawa kami semua ketika kami sedang berkaraoke, bercanda tawa, melakukan hal-hal aneh di setiap usai istirahat makan siang.
Dan kini....
Ketika dia memutuskan untuk pergi dan lebih memilih dunia barunya demi masa depannya, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa mendoakannya. Mungkin rekan-rekan yang lain juga sama hal-nya.
Apa ya rasanya kantor tanpa anda? Tidak ada lagi kicauan-kicauan aneh yang biasa anda keluarkan. Tidak akan ada lagi lagu tembang manis dari anda, entah lagu "harmoni" atau lagu "mungkinkah". Atau kadang tarian ballet anda yang terkadang mampu membuat kami semua terpana. Tak akan terdengar lagi cerita tentang sang pujaan anda "Leonardo De Caprio", atau berfose yang ingin sekali seperti "Steve Jobs", atau seringkali melihat rambut keritingnya mengembang ketika sedang pusing. Tak akan ada lagi yang berkomentar tentang pakaian yang akan saya beli ketika kami di toko baju, seperti : "Lo jangan pernah menutup diri,Tan" (kata-kata itu sampai sekarang yang selalu ku ingat) :p
Say "Thank You"
Selama 10 bulan lamanya tanpa terasa.
Saya pikir, saya bisa lebih lama bersama anda. Terima kasih atas bimbingan dan nasehat-nasehat kecil yang bisa membuat saya seperti sekarang ini. Mungkin tanpa anda sadari, anda telah menjadi motivator saya. Inspirasi saya ketika saya sedang terpuruk, yang mampu mengubah pola pikir saya untuk maju. Terima kasih atas perlakuan anda terhadap saya, saya merasa memiliki seorang kakak perempuan selama ini. Ingin rasanya membalas budi atas semua kebaikan yang anda berikan. Namun apa daya, saya tidak bisa membalasnya. Kelak suatu hari nanti, saya bisa seperti anda, mampu berkarya, mempunyai integritas yang tinggi, multi talenta, namun tidak pernah memiliki sifat tinggi hati.
Puji syukur saya pernah dipertemukan dengan wanita ini.
Bimbingan, pengajaran, serta arahan yang anda berikan, benar-benar sangat berarti untuk saya. Ingatkah bahwa kita masih mempunyai satu "Misi" untuk memecahkan misteri yang belum terselesaikan ^^
to : Mrs. Mezo
Created by : A little girl who like you
Boleh dong, iya kan? Kan ini Blog saya (Apa sih...)
Sesuai dengan tema bulan ini, "Siapa sih wanita paling inspiratif dalam hidupmu dan kenapa?"
Sesuai juga dengan jawaban dari kebanyakan orang so pasti Ibu it's number one. Tapi bukan itu yang saya ingin ceritakan disini. (oke next >>>)
Cukup panjang mendeskripsikan seorang sosok wanita yang patut saya tauladani ilmunya, karakternya, ketangguhannya, kecerdasannya, dan sifat keibuannya. Dan ini semua baru saya temui ketika saya masuk ke dunia kerja, dunia yang belum sempat saya pikirkan untuk ABG (Anak Baru Gaul) seumuran saya yang pada saat itu saya masih duduk di bangku kuliah [semester 2].
Emang dasar jodoh dan takdir udah di tangan yang di atas. Sekaligus do'a dan usaha saya pada waktu libur akhir semester untuk berniat magang waktu itu agar bisa diterima di suatu kantor bidang IT, program, jaringan atau apalah itu yang penting berhubungan dengan komputer intinya.
Nahhh...
Hasil googling saya ada delapan tempat yang saya temukan di Om Google mengenai Loker, pokoknya itu menurut saya PAS untuk dijangkau daerahnya, PAS posisi jabatannya untuk seusia saya, dan PAS juga gajinya -____-"
Emang serba PAS pengetahuan yang baru saya dapatkan di bangku kuliah. Ya ilmunya sedapatnya aja.
Tapiiiii......Ke-delapan tempat itu tidak direstui oleh orang tua saya. Pokoknya A sampai Z lah komentarnya. (banyak bin laden)
Dengan waktu singkat, jawaban atas doaku dikabulkan. (Terima Kasih ya Allah, I love you so much... Muuuaccchh... #SunPipiKanan,SunPipiKiri)
Berawal dari sebuah telepon...
Akibat telepon itulah alasan mengapa saya dipanggil untuk datang ke sebuah gedung yang sering saya lewati tapi tidak pernah masuk ke dalamnya.
Bermula dari rasa canggung, takut, malu dan bingung. Saya sudah pasrah saja dengan apa yang saya punya sekarang ini. Mana ada seorang pelamar pergi untuk melamar kerja tanpa membawa CV atau kalau mau niat bermagang pun juga harus ada surat rekomendasi kan?
Namun...Di hari itu, hanya ada satu bolpoin dan selembar kertas yang ada di dalam tas saya. Tapi tas saya terasa penuh. Itu karena saya juga memasukkan sebuah Jas ala jaman dulu milik orang tua saya. Benar-benar tidak bisa bernapas saat interview sedang berlangsung.
Ketika masuk ruangan, hanya panas dan dingin dan panas lagi yang saya rasakan. Apalagi terlontar pertanyaan mengenai tingkat dan lulusan universitas. Ingin rasanya mengubur diri, kalau tahu pegawai disana benar-benar dari latar belakang pendidikannya dari kampus yang sangat ternama. Belum berpengalaman, belum lulus, dan belum mengerti apa-apa. Bisa dilihat sendiri kan, dari cara melamar saja sampai tidak tahu prosedur dan persiapannya.
Nah, dari situlah saya bertemu dengan seorang wanita yang wajahnya mirip dengan Bude saya. Dan wanita itulah yang kaget mendengar saya masih duduk di semester dua. Dan wanita itulah yang menyuruh saya mengetik CV pada saat itu juga, dan di kantor itu juga. Heran seheran-herannya (saya bingung dengan orang ini). Hanya bisa pasrah, dan yakin seyakin yakinnya kalau saya tidak akan diterima.
Berkelanjutan...
Seiring waktu berlalu, seiring takdir berjalan untuk hidup saya dan karir saya, sungguh saya menikmatinya.
Ya, benar. Berkat wanita ini-lah saya diterima di kantor itu hingga sampai saat ini.
Ada banyak hal yang saya lalui bersama-nya. Hingga akhirnya kami mengenal satu sama lain. Canda, tawa, tangis, duka, keluh, kesal, dia selalu hadir untuk menghibur saya. Terlebih lagi hal-hal yang paling sering dia lakukan, itu tidak akan saya lupakan. Termasuk rekan-rekan kerja yang lainnya mungkin sama ingatnya dengan tingkah lakunya yang kadang membuat kami semua tertawa lepas.
Ingatlah, ketika moment dimana sewaktu kami semua bersama pulang larut malam demi sebuah event penting.
Ingatlah, ketika moment dimana sewaktu kami semua mengangkut barang-barang baru demi sebuah renovasi ruangan.
Ingatlah, ketika kami semua tertawa terbahak-bahak ketika kami membicarakan satu orang yang namanya tidak boleh disebut.
Ingatlah, tawa kami semua ketika kami sedang berkaraoke, bercanda tawa, melakukan hal-hal aneh di setiap usai istirahat makan siang.
Dan kini....
Ketika dia memutuskan untuk pergi dan lebih memilih dunia barunya demi masa depannya, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa mendoakannya. Mungkin rekan-rekan yang lain juga sama hal-nya.
Apa ya rasanya kantor tanpa anda? Tidak ada lagi kicauan-kicauan aneh yang biasa anda keluarkan. Tidak akan ada lagi lagu tembang manis dari anda, entah lagu "harmoni" atau lagu "mungkinkah". Atau kadang tarian ballet anda yang terkadang mampu membuat kami semua terpana. Tak akan terdengar lagi cerita tentang sang pujaan anda "Leonardo De Caprio", atau berfose yang ingin sekali seperti "Steve Jobs", atau seringkali melihat rambut keritingnya mengembang ketika sedang pusing. Tak akan ada lagi yang berkomentar tentang pakaian yang akan saya beli ketika kami di toko baju, seperti : "Lo jangan pernah menutup diri,Tan" (kata-kata itu sampai sekarang yang selalu ku ingat) :p
Say "Thank You"
Selama 10 bulan lamanya tanpa terasa.
Saya pikir, saya bisa lebih lama bersama anda. Terima kasih atas bimbingan dan nasehat-nasehat kecil yang bisa membuat saya seperti sekarang ini. Mungkin tanpa anda sadari, anda telah menjadi motivator saya. Inspirasi saya ketika saya sedang terpuruk, yang mampu mengubah pola pikir saya untuk maju. Terima kasih atas perlakuan anda terhadap saya, saya merasa memiliki seorang kakak perempuan selama ini. Ingin rasanya membalas budi atas semua kebaikan yang anda berikan. Namun apa daya, saya tidak bisa membalasnya. Kelak suatu hari nanti, saya bisa seperti anda, mampu berkarya, mempunyai integritas yang tinggi, multi talenta, namun tidak pernah memiliki sifat tinggi hati.
Puji syukur saya pernah dipertemukan dengan wanita ini.
Bimbingan, pengajaran, serta arahan yang anda berikan, benar-benar sangat berarti untuk saya. Ingatkah bahwa kita masih mempunyai satu "Misi" untuk memecahkan misteri yang belum terselesaikan ^^
to : Mrs. Mezo
Created by : A little girl who like you
Langganan:
Postingan (Atom)
♥Intan 이연희 Yeon♥ Copyright © 2009
Scrapbook Mania theme designed by Simply WP and Free Bingo
Converted by Blogger Template
Template